Kamis, 02 Mei 2013

IDEALISME OBJEKTIF DAN IDEALISME THEIST



filsafat
IDEALISME OBJEKTIF DAN IDEALISME THEIST

Idealisme Objektif (Fichte-Scelling-Hegel)
Di dalam filsafat idealisme adalah doktrin yang mengajarkan bahwa hakikat dunia fisik hanya dapat dipahami dalam kebergantingannya pada jiwa (mind) dan spirit (roh). Idealisme secara umum selalu berhubungan dengan rasionalisme. Ini adalah mazhab epistemologi yang mengajarkan bahwa pengetahuan a priori atau deduktif dapat diperoleh manusia dengan akalnya. Lawan rasionalisme dalm epistimologi ialah empirisme yang mengatakan bahwa pengetahuan bukan diperoleh lewat rasio (akal), melainkan melalui pengalaman empiris.
Menurut pandangan subjektif, materi adalah sebagaimana yang dipahamioleh manusia. Menurut pandangan objektif, materi adalah ide dalam pikiran Tuhan, bebas dari tangkapan manusia. Demikian Barkeley. Sedangakan Kant menyebut dirinya sebagai idealis empiris , tetapi ia sebenarnya idealis transandental (transcendental idealist).
 Filosof yang dapat digolongkan sebagai filosof idealis cukup banyak. Berikut ini diuraikan tokoh penting dalam filsafat idealisme, yaitu Fichte, Schelling, dan Hegel.
Fichte (1762-1814)
Johann Gottlieb Fichte adalah filosof Jerman. Ia belajar teologi di Jena pada tahun 1780-88. Filsafat menurut Fichte haruslah di deduksi dari stu prinsip. Ini sudah mencukupi untuk memenuhi tuntutan pemikiran, moral bahkan seluruh kebutuhan manusia. Prinsip yang dimaksud ada di dalam etika: bukan teori, melainkan prateklah yang menjadi pusat yang di sekitarnyakehidupan diatur.
Menurut Fichte, dasar kepribadian kemauan; bukan kemauan irasional seperti pada Schopenhauer, melainkan kemauan yang dikontrol oleh kesadaran bahwa kebebasan diperoleh hanya dengan melalui kepatuhan kepada peraturan.
Fisafat bagi Fichte adalah filsafat hidup yang terleak pada pemilihan antara moral idealisme dan moral materialisme.
Reese (1980-172-3) membuat ringkasann filsafat fichte sebagai berikut.
1.                  Fichte amat banyak dipengarui oleh Kant.hassilnya ialah idealisme itu menjadi       idealisme yang berangkat dari kemauan moral.
2.                  Kurang tapat bila kita mengatakan bahwa seseorang memahami karena ia    memikirkan objek. Yang tepat ialah seseorang memahami karena ia melihat objek; dan ini, sebagaimana kita saksikan, adalah cara manusia memahami.
3.                  Fichte menyatakan bahwa keharusan terlibatnya segala sesuatu dalam         penempatan diri dalam Ego-absolut adalah suatu keharusan teologis dan keharusan dialektis.
4.                  Karena keharusan yang dilihatnya mula-mula dalam alam hanyalah keharusan         dalam pikiran, maka ia tidak begitu memperhatikannya.
5.                  Keunggulan kesadaran moral ialah tidak memerlukan contoh. Ia memerlikan           dunia yang disana kita bebas berbuat dan bertanggung jawab serta memenuhi          tugas kita satudengan yang lainnya. Itu adalah dunia spiritual yang tidak     ditentukan oleh ruang dan waktu.
6.                  Akan tetapi, mengapa kita mempercayai penginderaan? Kita berbuat demikian       agar kita mampu meningkatkan kebijakan kita dalam mengenali berbagai        kesulitan di dalam hidup ini.
7.                  Di belakang tugas dan kesadaran moral itu ada roh (spirit) dan moral, yang dapat   dikenali pada diri Tuhan, Tuhan sebagai Dunia, logos, bukan sebagai Pencipta             atau Penyebab. Tuhan Fichte itu disebut juga "Ada" (Being) atau absolut. Tuhan    itu kekal (eternal), maka ia mesti sempurna.
Schelling (1775-1854)
Friedrich Wilhelm Joseph schelling sudah mencapai kematangan sebagai filosof pada waktu ia masih sangat muda. Pada periode terakhir  dalam hidupnya ia mencurahkan perhatiannya pada agama dan mistik. Schelling membahas realitas lebih objektif dan menyiapkan jalan bagi idealisme absolut Hegel. Dalam pandangan Scelling, realitas adalah identik dengan gerakan pemikiran yang berevolusi secara dialektis. Pada Scelling, juga pada Hegel, realitas adalah proses rasional evolusi dunia menuju realisasinya pada suatu ekspresi kebenaran terakhir.
Reese (1980:511) menyatakan bahwa filsafat Schelling berkembang melalui lima tahap. (1) Idealisme subjektif, (2) Fisafat alam, (3) Idealisme transendental atau idealisme objektif, (4) Filsafat identitas, (5) Filsafat positif.
Hegel (1770-1831)
Hegel lahir pada tahun 1770 di Stuttgart. Pusat filsafat Hegel ialah konsep Geist (roh,spirit), suatu istilah yang diilhami oleh agamanya. Roh dalam pandangan Hegel adalah sesuatu yang real, kongkret, kekuatan yang objektif, menjelma dalam berbagai bentuk sebagai world or spirit (dunia roh), yang menempat pada objek-objek khusus. Di dalam kesadaran diri, roh itu merupakan esensi manusia dan juga esensi sejarah manusia. Dalil Hegel yang terkenal berbunyi "Semua yang real bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat real."
Konsep filsafat Hegel seluruhnya historis dan relatif. Kunci filsafat Hegel terletak pada pandangannya tentang sejarah. Sejarah menurut Hegel, mengikuti jiwa dialektik. Untuk menjelaskan filsafatnya, Hegel menggunakan dialektika sebagai metode, yang dimaksut oleh Hegel dengan dialektika ialah mendamaikan, mengompromikan hal-hal yang berlawanan (Bertens, 1979:68).
Proses dialektika selalu terdiri atas tiga fase. Fase pertama (tesis) dihadapi antitesis (fase kedua), dan akhirnya timbul fase ketiga (sintesis). Sintesis baru segera menjadi sintesis baru, dihadapi oleh antitesis baru, dan menghasilkan sintesis baru. Dan sintesis baru ini segera pula menjadi tesis baru lagi, dan seterusnya.

Idealisme Theist (Pascal-Kant)
Blaise pascal di Clermont Prancis 19 Juni 1623. Pada tahun 1654 tanggal 23 tngah malam ia mengalami "fana" atau spiritual illuymination. Setelah peristiwa itu pascal mengkonsentrasikn dirinya pada pengabdian dirinya pada aktivitas keagamaan. Pascal meninggal di Paris 19 Agustus 1662 dalam usia 39 tahun.
Pemikirannya antara lain tentang: cara memperoleh pengetahuan, fisafat manusia, dan filsafat ketuhanan.
Kesimpulan filsafat Pascal antara lain ialah sebagai berikut.
1.                  Pengetahuan di peroleh melalui dua jalan, yaitu akal (reason) dan hati (heart);
2.                  Hati memiliki logika tersendiri;
3.                  Unsur terpenting dalam manusia ia kontradiksi; satu-satunya jalan memahami         manusia ialah jalan agama; pengetahuan-pengetahuan rasional tidak mampu       menyingkap manusia,pengetahuan rasional itu hanya mampu menangkap      objek-objek yang bebas dari kontradiksi;
4.                  Tuhan juga tidak dapat di pahami melaluiargumen metafisika, Tuhan hanya             dapat dipahami melalui hati.